LAPORAN PERTUMBUHAN PADA TANAMAN KACANG KEDELAI
I.
Judul :
Pertumbuhan pada tanamanan kacang kedelai
II.
Tujuan :
1.
Membandingkan
kecepatan pertumbuhan di tempat terang, teduh, dan gelap.
2.
Mengamati
pertumbuhan Epigeal / hipogeal.
3.
Mengamati
perbandingan kecepatan pertumbuhan daerah akar.
III.
Dasar Teori :
A.
Kcepatam pertumbuhan pada
tanaman dapat di pengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal
Faktor
lingkungan yang mendukung, ditambah dengan potensi dari dalam tubuh tumbuhan
merupakan kombinasi yang mengoptimalkan produktivitas tumbuhan. Dengan
demikian, ada dua hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, yaitu:
1. faktor
internal,
contohnya hormon yang mengontrol pertumbuhan dan perkembangan;
2. faktor
eksternal,
contohnya kondisi fisik kimia lingkungan, seperti panjang
pendeknya hari, temperatur, sumber nutrisi, dan pencahayaan. Jadi, dapat
dikatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah hasil dari interaksi antara
faktor internal (potensi genetik) dengan faktor eksternal (kondisi
lingkungannya). Hilangnya pertumbuhan suatu organ atau jaringan makhluk hidup
dapat disebabkan oleh salah satu faktor di atas saja atau dapat disebabkan oleh
kedua-duanya.
1.
Faktor Internal
Faktor internal dipicu oleh serangkaian proses
yang terjadi dalam sel, seperti pembelahan, pemanjangan, dan
diferensiasi. Umumnya, faktor-faktor internal yang ada di dalam tubuh ini berupa
senyawa biokimia, seperti hormon dan enzim. Hormon merupakan senyawa kimia yang diproduksi
dalam konsentrasi yang kecil oleh tubuh yang akan memengaruhi sel
atau organ target. Pada bahasan ini, kita akan mengenal beberapa hormon
pada tumbuhan yang membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.
a.
Auksin
Pada
1800-an, Charles Darwin mengamati
pertumbuhan rumput yang selalu menuju arah datangnya cahaya matahari. Seorang
ahli pertanian, Ciesielski, juga mengamati
perkembangan akar yang membelok menuju arah bumi. Kedua kejadian ini menghasilkan
pertumbuhan ujung-ujung tumbuhan yang berbelok. Hal ini baru dimengerti setelah
ditemukan hormon auksin yang bertanggung jawab dalam pemanjangan sel (batang)
serta gerakan tropisme (gerakan sel
bagian tumbuhan sesuai dengan arah datangnya rangsangan) pada tumbuhan. Auksin
sangat mudah terurai oleh cahaya sehingga menimbulkan gerakan fototropisme
(gerakan yang disebabkan oleh rangsang cahaya). Auksin yang tidak terurai oleh
cahaya dapat menimbulkan pertumbuhan yang cepat di tempat gelap atau disebut etiolasi. Auksin didominasi oleh senyawa golongan IAA (Indol Asetic Acid). Dalam konsentrasi sangat
sedikit (10 M), auksin dapat memengaruhi tumbuhan, di antaranya:
1) dapat memicu pembelahan sel dan pemanjangan
sel;
2) memengaruhi dalam pembentukan pucuk atau
tunas baru dan jaringan yang
luka.
b.
Giberelin
Giberelin
ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang peneliti Jepang bernama Fujikuro di tahun 1930-an. Ketika itu, ia sedang
mengamati penyakit Banane pada tumbuhan padi. Padi yang terserang oleh sejenis
jamur memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga batangnya mudah patah. Jamur ini
kemudian diberi nama Gibberella fujikuroi yang
menyekresikan zat kimi bernama giberelin. Giberelin ini kemudian diteliti lebih
lanjut dan diketahui banyak berperan dalam pembentukan bunga, buah, serta pemanjangan
sel tumbuhan. Kubis yang diberi hormon giberelin dengan konsentrasi tinggi,
akan mengalami pemanjangan batang yang mencolok (Gambar 1.7). Beberapa fungsi dari hormon giberelin
adalah:
1) berperan dalam dominansi apikal, pemanjangan
sel, perkembangan buah, perbungaan,
dan mobilisasi cadangan makanan dari dalam biji;
2) ikut berpengaruh terhadap pembentukan akar
tumbuhan karena giberelin umum
terdapat di bagian meristematik pada akar.
a) Kubis yang
diberi hormon giberelin.
Bandingkanlah dengan
(b) kubis yang
tidak diberi giberelin.
|
c.
Sitokinin
Aktivitas
sitokinin pertama kali teramati ketika pembelahan sel oleh Folke Skoog dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat.
Sitokinin, sesuai dengan namanya (sito= sel, kinin= pembelahan) berperan dalam pembelahan sel,
pemanjangan sel, morfogenesis, dominansi apikal, dan dormansi.
d.
Asam absisat
Asam
absisat ditemukan oleh peneliti yang bekerja pada penelitian tentang dormansi
pohon. Zat kimia yang diambil dari dedaunan sebuah pohon ternyata memengaruhi
pertumbuhan pucuk dan menginduksi pembentukan tunas. Asam absisat berperan
dalam penuaan, dormansi pucuk, perbungaan, memacu sintesis etilen, dan
menghambat pengaruh giberelin.
e.
Etilen
Fenomena
gas etilen pertama kali diamati oleh ilmuwan mulai abad ke19. Pada masa itu,
sumber penerangan lampu jalanan yang digunakan berasal dari pemanasan oleh
batubara. Pepohonan yang berada di sekitar pembuangan gas pembakaran diketahui
menggugurkan daunnya secara tidak wajar. Pada tahun 1901, sekelompok peneliti
dari Rusia menemukan adanya gas etilen pada pembakaran tersebut dan menyebabkan
daun berguguran. Kini, etilen telah secara luas digunakan sebagai zat pengatur
tumbuh pada tumbuhan. Pengaruh etilen ini adalah sebagai berikut.
1) Hormon ini akan menghambat pembelahan sel,
menunda perbungaan, dan
menyebabkan absisi atau pengguguran daun.
2) Buah terlebih dahulu akan mengalami
pematangan sebelum mengalami pengguguran. Jadi, etilen membantu dalam proses
pematangan buah.
2. Faktor
Eksternal
Faktor-faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan di antaranya adalah
cahaya, temperatur, kandungan air, dan kesuburan tanah.
a.
Makanan
(Nutrisi)
Semua
makhluk hidup membutuhkan makanan (nutrisi) untuk sumber energi. Unsur yang
diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar yang disebut elemen makro atau unsur makro. Elemen makro terdiri atas
karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor, kalium, dan magnesium.
Selain itu, ada elemen yang disebut elemen
mikro
atau unsur mikro seperti besi, klor, tembaga, seng, molibdenum, boron, dan nikel.
Elemen mikro adalah unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit.
b. Cahaya
Cahaya
merah, biru, hijau, dan biru violet berperan sebagai sumber energi dalam proses
fotosintesis. Makanan hasil fotosintesis yang terdapat pada tumbuhan akan
digunakan untuk pertumbuhan. Biji yang ditanam dan ditempatkan di tempat teduh
akan tumbuh cepat, tetapi abnormal (tubuh lemah). Peristiwa dinamakan etiolasi.
Cahaya
dapat mengubah leukoplas menjadi kloroplas. Tersedianya cahaya yang memadai akan
meningkatkan pembentukan kloroplas. Pada tumbuhan yang sama, tetapi
hidup pada tempat yang berbeda pencahayaannya akan menimbulkan
perbedaan ukuran daun. Daun
dari tumbuhan yang berada di tempat yang cukup mendapatkan cahaya memiliki
ukuran yang lebih sempit, tetapi jaringan mesofilnya lebih tebal daripada
daun dari tumbuhan yang berada di tempat yang kurang mendapatkan
cahaya. Tinggi tumbuhan pada tempat yang kurang cahaya, lebih tinggi
daripada tumbuhan yang hidup pada tempat cukup cahaya.
Hal ini disebabkan
pada tumbuhan yang hidup pada tempat yang kurang mendapatkan
cahaya, transpirasinya rendah sehingga kandungan air lebih tinggi. Tingginya
kandungan air memacu pembelahan sel dan pelebaran sel. Akan tetapi, berat
tumbuhan menjadi lebih rendah karena aktivitas fotosintesis rendah. Stomata
pada tumbuhan yang berada di tempat yang kurang mendapatkan cahaya
memiliki jumlah lebih sedikit, tetapi ukurannya besar. Tumbuhan yang berada
pada tempat yang mendapatkan cahaya cukup, memiliki jumlah stomata lebih banyak dengan
ukuran yang kecil. Sistem perakaran
tumbuhan yang hidup pada tempat yang cukup mendapatkan cahaya lebih lebat
dibandingkan dengan sistem perakaran tumbuhan yang berada pada tempat
kurang mendapatkan cahaya.
Adanya perbedaan letak
geografis menyebabkan perbedaan lamanya pencahayaan yang diterima oleh tumbuhan. Pada
daerah yang memiliki empat musim, kadang-kadang waktu siang lebih lama daripada
waktu malam atau
waktu malam lebih lama daripada waktu siang. Respons tumbuhan terhadap lama pencahayaan
dinamakan fotoperiodisme. Respons tumbuhan
yang dimaksud adalah pertumbuhan, perkembangan, dan produksi.
Fotoperiodisme dikendalikan oleh fitokrom.
Berdasarkan
respon tumbuhan terhadap waktu terang atau waktu gelap, tumbuhan dapat
dibedakan menjadi tumbuhan hari pendek (short-day
plant), tumbuhan hari panjang (long-day plant), dan tumbuhan
hari netral (neutralday plant). Penggolongan
ini sebenarnya bergantung waktu gelap.
Tumbuhan hari pendek adalah tumbuhan
yang membentuk bunga jika lamanya waktu malam lebih panjang daripada waktu
siang. Tumbuhan yang tergolong hari pendek adalah kedelai, tembakau, stroberi
dan Chrysanthemum indicum.
Tumbuhan hari panjang adalah tumbuhan
yang membentuk bunga jika lamanya waktu malam lebih pendek daripada waktu
siang. Tumbuhan yang termasuk long-day
plant
adalah gandum, bit, dan bayam.
Tumbuhan hari netral adalah tumbuhan
yang berbunga jika lamanya waktu siang sama dengan waktu malam. Tumbuhan yang
tergolong neutralday plant adalah jagung, kacang merah, mentimun, dan
kapas.
c. Temperatur
Temperatur
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan. Hal ini karena berkaitan
dengan aktivitas enzim dan kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Semakin tinggi
temperatur, semakin besar pula transpirasi. Akan tetapi, kandungan air dalam
tubuh tumbuhan akan semakin rendah sehingga proses pertumbuhan akan semakin
lambat. Temperatur yang rendah dapat memecahkan masa istirahat pucuk atau biji.
Perlakuan temperatur yang rendah akan memacu pembentukan ruas yang lebih
panjang daripada ruas dari tumbuhan yang tumbuh di daerah
bertemperatur tinggi. Perlakuan dengan temperatur dapat merangsang
perkecambahan biji, peristiwa ini dinamakan vernalisasi.
Termoperiodis adalah perbedaan
temperatur antara siang dan malam, yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan
suatu jenis tumbuhan. Tumbuhan tomat akan tumbuh baik jika temperatur siang
mencapai 26°C dan temperatur malam mencapai 20°C. Pembentukan buah terjadi jika
temperatur malam mencapai 15°C. Akan tetapi, buah tidak terbentuk jika
temperatur malam mencapai 25°C.
d. Air
Air
merupakan senyawa yang sangat penting bagi tumbuhan. Air berfungsi membantu
reaksi kimia dalam sel. Selain itu, air menunjang proses fotosintesis dan
menjaga kelembapan. Kandungan
air yang terdapat dalam tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara sehingga
unsur hara tersebut mudah diserap oleh tumbuhan. Selain itu, air memelihara
temperatur tanah yang berperan dalam proses pertumbuhan. Pertumbuhan akan
berlangsung lebih aktif pada malam hari daripada siang hari karena pada malam
hari kandungan air dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi daripada siang hari.
e. pH
Derajat
keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur hara
yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi Ph tanah netral unsur-unsur yang
diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur
yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
f. Oksigen
Keadaan
kadar oksigen yang terdapat dalam tanah selalu berlawanan dengan kadar air
dalam tanah. Jika kandungan air tinggi, kandungan udara akan rendah. Kandungan
oksigen dalam tanah sangat penting untuk respirasi sel-sel akar yang akan
berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara.
3.
Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan
yang kotiledonnya terangkat ke permukaan tanah dinamakan perkecambahan epigeal.
4.
Perekecambahan hipogeal
perkecambahan
adalah perkecambahan hipogeal
Biji masih tetap berada di dalam tanah dan memberi suplai makanan kepada
kecambah yang sedang tumbuh.
5.
Kecepatan Pertumbuhan daearah akar
IV.
Alat dan bahan
Alat :
1. 9 gelas aqua
2. Penggaris
3. Benang
4. Spidol permanen
Bahan :
1. Kacang kedelai
Media tanam :
1. Kapas
2. Tanah Gembur
3. Tanah Liat
V.
Cara Kerja
1. Siapkan 9 gelas aqua menjadi 3 kelompok yaitu
kelompok kelompok I, kelompok II, kelompok III.
2. Lalu rendam terlebih dahulu kacang kedelai .
3. – Kedalam
gelas aqua kelompok I di masukkan media tanam kapas setinggi ¼ gelas aqua.
-
Kedalam gelas aqua kelompok II
di masukkan media tanam Tanah gembur setinggi ¼ gelas aqua.
-
Kedalam gelas aqua kelompok
III di masukkan media tanam Tanah liat setinggi ¼ gelas aqua.
4. Masukkan masing-masing 4 biji kacang kedelai di
atas setiap media tanam pada setiap gelas aqua.
5. Siram media tanam dengan air sampai dengan air
tidak mengalir dari gelas aqua.
6. Simpan semua gelas aqua kelompok I di tempat terang
s/d 7 hari
7. Simpan semua gelas aqua kelompok I di tempat teduh
s/d 7 hari
8. Simpan semua gelas aqua kelompok I di tempat gelap
s/d 7 hari
9. Siram tumbuhan tersebut secara teratur 1 × sehari
10. Amatilah setiap hari pertumbuhan akar, batang, dan
daunnya.
11. Catat hasil penelitian tersebut dalam laporan.
VI.
Hasil pengamatan
Media tanam
|
Kapas
|
Tanah Gembur
|
Tanah Liat
|
||||||
Hari|Tempat
|
Terang
|
Teduh
|
Gelap
|
Terang
|
Teduh
|
Gelap
|
Terang
|
Teduh
|
Gelap
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0,5 cm
|
2 cm
|
-
|
0,6 cm
|
0,7 cm
|
2
|
1,4 cm
|
-
|
1,8 cm
|
-
|
0,4 cm
|
6,6 cm
|
-
|
1,0 cm
|
2,6 cm
|
3
|
1,7 cm
|
-
|
2,7 cm
|
1,5 cm
|
0,5 cm
|
6,7 cm
|
-
|
1,0 cm
|
3,7 cm
|
4
|
1,5 cm
|
-
|
3,2 cm
|
1,3 cm
|
0,6 cm
|
6,7 cm
|
-
|
2,5 cm
|
5,5 cm
|
5
|
-
|
-
|
|||||||
6
|
|||||||||
7
|
VIVIII.
Daftar pustaka
BSE
Buku sekolah elektronik Praktis belajar Biologi
Comments